Nama bolu kemojo atau kadang bisa disebut bolu kojo ini diambil dari bentuk cetakan kue yang berbentuk seperti kelopak bunga kamboja, jika diartikan dalam bahasa melayu maka menjadi "kemojo". Bolu kemojo bisa ditemukan di Riau, karena kue tradisional ini berasal dari Riau dan menjadi salah satu oleh-oleh khas Riau. Kue yang memiliki warna khas hijau dan rasa manisnya serta sedikit aroma rasa telur membuat kue ini memiliki daya tarik para wisatawan di Riau. Selain menjadi oleh-oleh bolu kemojo juga sering menjadi hidangan beberapa acara penting seperti perayaan adat, kenduri, atau hidangan spesial dalam pertemuan keluarga.
Sedikit berbeda dengan bolu pada umumnya yang memiliki tekstur lembut, sedangkan tekstur dari bolu kemojo lebih padat seperti kue basah atau bolu kering. Lebih uniknya lagi, kue ini tidak menggunakan pengawet sama sekali, bahan utama yang digunakan adalah tepung terigu, mentega, gula pasir, dan telur. Untuk warna hijau kuenya berasal dari air daun suji kemudian dicampurkan dengan air daun pandan tanpa menggunakan pewarna buatan. Cara memasaknya menggunakan metode tradisional agar menghasilkan aroma khasnya. Karena termasuk dalam golongan kue basah dan bahannya tidak menggunakan bahan pengawet membuat bolu kemojo tidak bisa bertahan lama, sehingga jangka penyimpanan kue hanya bisa bertahan sekitar lima sampai tujuh hari dengan menyimpan dikulkas dengan menggunakan wadah.
Sumber: Republika/Farah Noersativa
Bolu kemojo adalah contoh cemerlang dari kekayaan kuliner Melayu tidak hanya rasa lezatnya tetapi melestarikan tradisi dan budaya. Dengan menggunakan resep sederhana mampu menghasilkan kue yang bisa sangat menggugah selera. Kue ini melambangkan kelemahan dan rasa syukur dalam budaya Melayu, dan sering menjadi bagian tradisi kuliner yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Dengan berbagai aspek yang dapat diubah dan disesuaikan, tidak hanya menjadi hidangan namun bisa menjadi cermin dari inovasi dan pelestarian budaya. Semakin banyaknya usaha untuk melestarikan resep-resep tradisional, bolu kemojo bisa menjadi bagian dari upaya untuk menjaga dan mempromosikan warisan budaya kuliner.
by: Erlinda Desmawati (115220100)
Bentuknya lucu kayak bunga
BalasHapusnext pengen coba ini deh
BalasHapusharus banget cobain iniii
BalasHapusenakkk nih
BalasHapusmauu
BalasHapusbolu nyaa wangi
BalasHapuswajibb masuk ke dalam list destinasi kuliner
BalasHapuslegendariss banget
BalasHapusGila sihh mamtep banget
BalasHapus